Padasisi ini, “Alkitab” berperan utama sebagai “penyataan Allah” karena Allah sendiri memilih untuk menyatakan diri kepada manusia dan penyataan-Nya tertulis dalam Alkitab. Ini berarti Allah sendiri telah memilih “kebudayaan manusia” sebagai wahana penyataan-Nya. Manusia pada sisi lain (sebagai penerima/partisipan) menerima