- Semakin maju perkembangan zaman, makin banyak pula penelitian yang menunjang dunia pendidikan. Termasuk temuan gaya belajar yang berbeda-beda pada tiap anak. Baik siswa, orangtua maupun guru, perlu memerhatikan gaya belajar anak ini. Sehingga kemampuan menangkap suatu materi pelajaran antara satu siswa dengan yang lain tidak bisa dipukul sama daya tangkap suatu pelajaran tiap siswa ini bisa saja disebabkan gaya belajar yang berbeda-beda. Melansir dari laman Ruang Guru, Sabtu 11/9/2021, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar sambil mendengar musik, ada juga yang lebih suka dengan suasana tenang. Tapi ada yang menyukai belajar dari praktik atau lebih menyukai belajar cukup dari baca buku saja. Baca juga Astra Honda Motor Buka 5 Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Dengan referensi belajar yang berbeda ini, maka setiap orang memiliki cara belajar efektif berbeda untuk satu sama lain. Untuk memudahkan proses belajar, siswa harus tahu dulu gaya belajar seperti apa yang sesuai dengan karaktermu. Menurut Bobby De Potter, gaya belajar seseorang dibagi menjadi tiga tipe, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Yuk, kita pelajari lebih dalam dengan gaya belajar ini. Gaya belajar visual Gaya belajar visual berfokus pada penglihatan. Saat mempelajari hal baru, biasanya tipe ini perlu melihat sesuatu secara visual untuk lebih mudah mengerti dan memahami. Selain itu, tipe visual juga lebih nyaman belajar dengan pengunaan warna-warna, garis, maupun bentuk. Itulah mengapa, orang yang memiliki tipe visual biasanya memiliki pemahaman yang mendalam dengan nilai artistik seperti paduan warna dan lainnya. Baca juga Unpar Buka Jalur Tanpa Tes bagi Mahasiswa Baru 2022, Simak Syaratnya Karakteristik gaya belajar visual Rapi dan teratur Lebih mudah mengingat dari yang dilihat daripada yang didengar Lebih suka membaca daripada dibacakan Berbicara dengan tempo agak cepat Pembaca yang cepat dan tekun Lebih menyukai melakukan demonstrasi daripada pidato Sulit untuk menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis Tidak mudah terganggu dengan keramaian Suka menggambar apa pun di kertas Mengetahui apa yang ingin dikatakan, tapi sulit memilih kata-kata. Cara belajar yang tepat untuk visual Belajar dari gambar maupun video belajar yang menarik Membaca buku yang tidak hanya tulisan saja tetapi juga memiliki ilustrasi Saat belajar bisa sambil lakukan doodling supaya lebih fokus Gunakan spidol warna-warni saat membuat catatan Membuat mind mapping untuk memudahkan belajar. Baca juga Mahasiswa UM Surabaya Ingatkan Bahaya Pinjol Ilegal lewat Mural Gaya belajar auditori Bagi kamu yang memiliki gaya belajar auditori, biasanya lebih mengandalkan pendengaran untuk menerima informasi dan pengetahuan. Siswa dengan tipe auditori tidak masalah dengan tampilan visual saat mengajar, yang penting adalah mendengarkan pembicaraan guru dengan baik dan jelas. Tipe auditori biasanya paling peka dan hafal dari setiap ucapan yang pernah didengar bukan apa yang dilihat. Karakteristik gaya belajar auditori Lebih mudah mengingat sesuatu dari apa yang didengar daripada yang dilihat Berbicara pada diri sendiri saat belajar Senang mendengarkan Mudah terganggu dengan keramaian Kesulitan dalam tugas atau pekerjaan yang melibatkan visual Pandai menirukan nada atau pun irama suara Senang membaca dengan mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir mereka Suka berbicara, berdiskusi, atau menjelaskan sesuatu yang panjang Mudah dalam mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru Kadang kesulitan dalam menulis tetapi pandai dalam bercerita. Cara belajar yang tepat untuk auditori Dengarkan musik yang disukai Bisa merekam saat guru mengajar lalu dikemudian hari didengarkan kembali Apabila membaca buku, bisa sambil diucapkan dengan suara pelan untuk lebih mudah mengingat Mendengarkan materi yang diajarkan guru saat di kelas dengan seksama Belajar dengan diskusi bersama teman supaya lebih mudah memahami maupun mengingat materi. Baca juga Calon Mahasiswa Wajib Tahu Materi Saintek Paling Sering Muncul di UTBK Gaya belajar kinestetik Selain dua gaya belajar di atas, masih ada gaya belajar lain yang bisa dimiliki siswa, Gaya belajar kinestetik lebih suka belajar yang melibatkan gerakan. Biasanya siswa dengan tipe ini, merasa lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya sekadar membaca buku tetapi juga mempraktikkanya. Dengan melakukan atau menyentuh objek yang dipelajari akan memberikan pengalaman tersendiri bagi tipe kinestetik. Makanya, orang yang memiliki gaya belajar tipe kinestetik biasanya tidak betah berdiam lama-lama di kelas. Karakteristik gaya belajar kinestetik Menyenangi belajar dengan metode praktik Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh seperti olahraga atau menari Berbicara dengan perlahan Saat berkomunikasi banyak menggunakan isyarat tubuh Menghafal dengan cara berjalan atau melihat Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama. Cara belajar yang tepat untuk kinestetik Saat mendapatkan materi belajar, bila memungkinkan segera coba praktikkan Belajar sambil melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan, misalnya sambil berjalan atau sesederhana menjetikkan jari Melakukan eksperimen dari materi yang didapatkan dari guru Bisa mengunjungi tempat yang berhubungan materi di pelajaran, misalnya untuk pelajaran Sejarah bisa mengunjungi museum Mengikuti ekstrakurikuler seperti seperti KIR Kelompok Ilmiah Remaja. Baca juga Daikin Buka 2 Posisi Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Yuk Daftar Itulah perbedaan dari tiga gaya belajar menurut Bobby De Potter. Jika kamu sudah memahami 3 gaya belajar ini, bisa membantumu saat belajar dan menangkap pelajaran yang disampaikan guru atau dosen. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Namunberdasar pengalaman emperis dan pengamatan dalam menjalankan pembelajaran di kelas, sekurang-kurangnya ada 12 ciri siswa yang berpikir kritis. 1. Mampu menganalisa pokok persoalan dalam materi pelajaran dengan baik. 2. Mampu mendeskripsikan kondisi dalam persoalan yang sedang dibahas. 3.
404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Ios/lowongan-kerja-untuk-mahasiswa-bandung-8770682" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text
Aklasifikasi A. Organ reproduksi dan bentuk daun spermatophyta B. Pola percabangan dan bentuk bunga C. Sistem perakaran dan jumlah biji D. Jumlah mahkota bunga dan pertulangan daun Mengklasifikasika D n spermatophyta Setelah diamati oleh siswa, sebuah tumbuhan X memiliki ciri-ciri kepada kelompok berikut ini : tumbuhan Memiliki daun yang cukup
Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Seorang guru tidak hanya memiliki kewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru harus menjalankan fungsi mendidik siswa supaya memiliki karakter yang baik serta memberi perhatian kepada mereka. Guru yang baik harus mampu memahami karakter atau sifat siswa secara individu ataupun kelompok dan juga mengerti apa yang mereka butuhkan. Sis-siswa di sekolah memiliki beragam karakter yang berbeda-beda sehingga Guru Pintar tidak boleh memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama atau bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat pada mereka. Jika guru gagal mengenali karakter murid/siswa dan tidak memberikan perhatian seperti yang mereka butuhkan, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak pada mutu pembelajaran. Ada siswa yang akan termotivasi jika diberikan perhatian berupa pujian, tetapi ada juga yang tidak. Guru harus peka terhadap murid yang butuh perhatian dan bagaimana cara memberikan perhatian yang tepat. Jangan sampai apa yang Guru Pintar lakukan menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakpuasan karena dianggap pilih kasih. Untuk itu, Guru Pintar harus tahu ciri ciri siswa membutuhkan perhatian dan tips menangani siswa yang membutuhkan perhatian. 7 Ciri-ciri Siswa yang Membutuhkan Perhatian Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels Cara agar guru bisa peka terhadap murid yang perlu adalah dengan mengetahui ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian dan juga ciri ciri siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. dengan demikian guru dalam membantu kesulitan siswa dalam proses pembelajaran. Guru Pintar harus mengenal siswa dengan baik supaya dapat lebih peka terhadap siswa yang membutuhkan perhatian lebih dan pertolongan. Berikut ini adalah tanda siswa butuh perhatian dari guru 1. Mengalami kesulitan berkonsentrasi Saat proses kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, Guru Pintar dapat memperhatikan dengan seksama apakah siswa-siswa mendengarkan dan memperhatikan Penjelasan atau pelajaran yang sedang Guru Pintar sampaikan. Jika ada siswa yang memiliki tatapan kosong atau seperti memikirkan sesuatu, artinya mereka sedang tidak konsentrasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi. Misalnya cara mengajar Guru Pintar yang membosankan atau memang sedang menghadapi banyak masalah di sekolah maupun di rumah. Siswa yang menghadapi hal seperti ini tidak boleh dibiarkan. Guru Pintar harus segera memberikan penanganan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa supaya mereka bisa belajar dengan baik kembali. 2. Mengalami penurunan nilai secara drastis Jika salah satu atau beberapa siswa yang tiba-tiba mengalami penurunan nilai secara drastis, maka hal tersebut merupakan alarm atau penanda bahwa siswa butuh perhatian. Begitupun jika ada siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah. Guru Pintar harus peka dan memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa tersebut. Berikan personal approach yang membuat siswa nyaman dan mau membuka diri sehingga dapat mengungkapkan kesulitan yang dihadapi. Dengan demikian, Guru Pintar dapat memberikan treatment yang dibutuhkan oleh siswa dengan tepat. 3. Tidak Percaya Diri Di dalam kelas pasti Guru Pintar pernah menjumpai siswa yang cenderung pendiam, pasif dan tidak percaya diri. Hal ini kemungkinan adalah indikator bahwa ia kurang mendapat perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Anak yang seperti ini merasa insecure sehingga memilih menarik diri dari lingkungan sosialnya. Apa yang harus Guru Pintar lakukan sebagai guru? Buatlah mereka merasa bahwa mereka juga istimewa dan memiliki kelebihan. Tunjukkan apa saja hal yang dapat mereka asah sehingga dapat meraih prestasi yang cemerlang. Hal ini selain membuat mereka lebih percaya diri, siswa juga akan merasa aman berada di lingkungan sekitarnya dan menerima dirinya sendiri dengan baik. 4. Sering bolos sekolah Apa yang Guru Pintar lakukan jika ada siswa yang sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan? memarahi mereka? menegur mereka di depan teman-temannya? Jangan melakukan hal tersebut pada siswa yang sering bolos ya Guru Pintar. Mengetahui penyebab dan latar belakang mengapa siswa sering bolos sekolah adalah hal penting yang harus dilakukan. Bagaimana caranya? berikan perhatian, tanyakan dengan baik-baik mengapa siswa tersebut sering bolos, kemudian tawarkan apa yang Guru Pintar bisa lakukan untuk membantu siswa tersebut. Jika memang memungkinkan, Guru Pintar juga melakukan home visit dan berkomunikasi dengan orang tua. Mengapa siswa yang terlalu sering bolos tidak bisa dibiarkan begitu saja? Tentu saja karena siswa akan terhambat proses belajarnya. Siswa akan ketinggalan materi-materi pelajaran dan pastinya akan mempengaruhi perkembangan belajarnya. 5. Terlihat selalu cemas dan ketakutan Beberapa siswa merasa tidak bisa pada pelajaran tertentu. Hal ini menyebabkan ada rasa cemas dan takut ketika akan menghadapi guru atau pelajaran tersebut. Sebagai guru yang baik, Guru Pintar harus berusaha membuat siswa tersebut merasa nyaman. Ubahlah strategi mengajar yang dapat mengakomodir gaya belajar semua siswa termasuk siswa yang membutuhkan perhatian tersebut. Tanamkan kepada mereka bahwa pelajaran yang mereka hadapi itu mudah. 6. Terlihat lesu Ada beberapa penyebab siswa terlihat lesu ketika belajar di kelas. Penyebabnya antara lain metode belajarnya yang membosankan, penjelasan materi yang sulit dimengerti, dan siswa merasa kurang diperhatikan. Jangan abaikan siswa yang seperti ini ya Guru Pintar. Dengan memberikan perhatian dan menanyakan kesulitan apa yang dimiliki, akan membuat siswa bersemangat belajar kembali. Menyindir, memarahi, atau melabeli siswa ini dengan sebutan malas adalah pantangan bagi seorang guru. Siswa ini membutuhkan perhatian dan pertolongan dari Guru Pintar supaya dapat belajar dengan optimal. 7. Sulit Beradaptasi Tidak semua siswa memiliki kemampuan beradaptasi yang sama. Ada yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar, ada juga yang lambat beradaptasinya. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat menyebabkan siswa merasa tidak dapat belajar dengan baik. Segera tanyakan apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Kemudian yakinkan siswa bahwa mereka diterima dengan baik. Dengan demikian mereka lebih mudah merasa aman dan kemudian dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Bagaimana Cara Memberikannya Perhatian Lebih Pada Siswa? Â Mengapa peserta didik memerlukan perhatian dalam belajar? Dan apakah hal ini tidak menyebabkan kecemburuan? Sebagai guru harus memberikan perhatian kepada siswa secara merata, dan tidak pilih kasih. Bagaimana agar guru tidak pilih kasih? Tentu saja dengan memberikan tindakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Jangan terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut ini adalah beberapa bentuk perhatian lebih kepada siswa, di antaranya yaitu 1. Kenali temperamen siswa Guru Pintar dapat mulai dari bagaimana siswa memahami materi pelajaran, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan temannya dan lainnya. Cara yang mereka lakukan untuk menuntaskan tugasnya dan juga sikap saat berinteraksi dengan teman dan guru di kelas dipengaruhi oleh karakteristik siswa. 2. Amati siswa selama proses belajar Hal-hal yang siswa lakukan selama proses belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu jangan sampai guru lalai dan acuh terhadap keadaan siswa saat belajar. Jika perlu, Guru Pintar dapat menyediakan buku atau catatan khusus yang memuat hasil pengamatan terhadap siswa. 3. Lakukan komunikasi dua arah pada siswa Komunikasi dua arah dengan siswa akan memudahkan Guru Pintar mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa serta apakah siswa telah memahami pelajaran dengan baik. Adapun untuk melakukan komunikasi dua arah yaitu Guru Pintar dapat bertanya mengenai pendapat siswa dalam hal apapun yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Demikianlah, Guru Pintar, beberapa ciri-ciri siswa yang membutuhkan perhatian. Semoga Guru Pintar dapat lebih baik dalam mengenali siswa-siswinya dan mengantarkan mereka untuk mencapai tujuan belajar dengan baik. Â
memahamkankepada siswa tentang ciri-ciri puisi (Bahasa Indonesia KD 3.6 dan 4.6) Siswa mengamati bagian-bagian puisi yang terdapat pada halaman 5. Siswa lalu menuliskan bagian-bagian puisi tersebut menjadi sebuah bait puisi dan menuliskannya pada kolom yang terdapat pada halaman yang sama. Siswa membaca dan memahami teks informasi tentang cita
Como podemos distinguir uma boa escola de uma ruim? Publicado em 06/11/2018 - 1605 O que as escolas devem ensinar? Como elas devem fazer isso? E como sabemos se estamos fazendo a escolha certa? Estas são perguntas incrivelmente importantes e devem ser respondidas de acordo com as necessidades sociais. A maneira que as escolas são projetadas e o que os alunos aprendem deve ser constantemente revisado, examinado e refinado. A maioria dos padrões acadêmicos modernos adota uma abordagem simples para a educação. Por que a educação, como um sistema, não pode se refazer tão agressivamente quanto a tecnologia digital? A fluidez de um determinado currículo deve, pelo menos, coincidir com a fluidez das exigências do conhecimento moderno. Nesta era de acesso à informação, nuvens inteligentes e piora da desigualdade socioeconômica, podemos considerar se deveríamos estar ensinando conteúdo, ou melhor, ensinando os alunos a pensar , projetar seus próprios caminhos de aprendizagem e criar e fazer extraordinários. coisas que são valiosas para eles em seu lugar? Como uma escola pode se chamar de “boa” quando produz estudantes que não conhecem a si mesmos, o mundo ou o lugar deles? As características de uma boa escola Uma boa escola melhora visivelmente e substantivamente a comunidade em que está inserida. Uma boa escola adapta-se rapidamente à mudanças sociais. Uma boa escola usa todos os recursos, vantagens e oportunidades que tem para crescer e tende a ter mais recursos, vantagens e oportunidades do que as escolas de baixo desempenho. Uma boa escola tem estudantes que se dão bem e apoiam uns aos outros em direção a um objetivo comum. Uma boa escola produz estudantes que lêem e escrevem porque querem. Uma boa escola admite seus fracassos e limitações enquanto trabalha em conjunto com uma “comunidade global” para crescer. Uma boa escola tem medidas diversas e convincentes de sucesso – medidas que famílias e comunidades entendem e valorizam. Uma boa escola é cheia de estudantes que sabem o que vale a pena entender. Uma boa escola fala a língua das crianças, famílias e da comunidade que serve. Uma boa escola melhora outras escolas e organizações culturais com as quais ela está conectada. Uma boa escola compreende a relação entre a curiosidade, a investigação e as mudanças humanas. Uma boa escola garante que todos os alunos e familiares se sintam bem-vindos e compreendidos em igualdade de condições. Uma boa escola é cheia de alunos que não só fazem grandes perguntas, mas as fazem com muita frequência e ferocidade. Uma boa escola muda os alunos; os estudantes mudam grandes escolas. Uma boa escola entende a diferença entre uma má ideia e a má implementação de uma boa ideia. Uma boa escola usa o desenvolvimento profissional projetado para melhorar a capacidade do professor ao longo do tempo. Uma boa escola não faz promessas vazias, cria declarações enganosas ou engana pais e membros da comunidade com promessas. É autêntica e transparente. Uma boa escola valoriza seus professores, administradores e pais como agentes do sucesso do aluno. Uma boa escola está disposta a “mudar de ideia” diante de tendências, dados, desafios e oportunidades relevantes. Uma boa escola ensina pensamento, não conteúdo. Uma boa escola se descentra – torna a tecnologia, o currículo, as políticas e suas outras “peças” menos visíveis do que os estudantes. Uma boa escola perturba as más práticas culturais. Isso inclui intolerância baseada em raça, renda, fé e preferência sexual, aliteração e apatia pelo meio ambiente. Uma boa escola produz estudantes que se identificam em seu próprio contexto, em vez de meramente serem “bons alunos”. Esses contextos devem incluir fatores e ideias geográficas, culturais, baseadas na comunidade e voltadas para a linguagem. Uma boa escola produz estudantes que têm uma esperança pessoal podem articular, acreditar e compartilhar com os outros. Uma boa escola produz alunos que podem empatizar, criticar, proteger, amar, inspirar, fazer, projetar, restaurar e entender quase qualquer coisa. Uma boa escola se conectará com outras boas escolas – e conectará os alunos também. Uma boa escola está mais preocupada com práticas culturais do que com práticas pedagógicas – estudantes e famílias do que com outras escolas ou com o status quo educacional. Uma boa escola ajuda os alunos a entender a natureza do conhecimento – seus tipos, fluidez, usos, abusos, aplicações, etc. Uma boa escola experimentará rupturas em seus próprios padrões, práticas e valores, porque seus alunos são criativos, capacitados e conectados, e causam mudanças imprevisíveis. Uma boa escola produzirá estudantes que possam pensar criticamente – sobre questões de interesse humano, curiosidade, arte, artesanato, legado, agricultura e muito mais. Uma boa escola ajudará os alunos a se verem em termos de enquadramento histórico, legado familiar, contexto social e conectividade global. Uma boa escola quer todos os alunos tenham o mesmo nível de ensino. Uma boa escola tem uma ótima biblioteca. Uma boa escola pode ter espaços criadores e programas maravilhosos de artes e humanidades, mas o mais importante é que esses tipos de espaços de aprendizagem são caracterizados pelos alunos e suas ideias, e não pelos próprios programas’ e tecnologias. Uma boa escola é cheia de alegria, curiosidade, esperança, conhecimento e constante mudança. Uma boa escola admite quando tem um problema, em vez de esconder ou “reenquadrá-lo como uma oportunidade”. Uma boa escola não tem reuniões desnecessárias. Uma boa escola não gasta dinheiro só porque está disponível. Uma boa escola valoriza a aprendizagem baseada em projetos. Uma boa escola explica os resultados dos testes de maneira honesta e dentro do contexto. Uma boa escola nunca desiste de um aluno. Uma boa escola não tem medo de pedir ajuda. Uma boa escola vê o futuro do aprendizado e se funde com o potencial do presente. Uma boa escola não se forma com pouca ou nenhuma esperança para o futuro. Uma boa escola separa conhecimento, compreensão, habilidades e competências – e ajuda os alunos a fazer o mesmo. Uma boa escola sabe incentivar os alunos superdotados e apoiar alunos em dificuldades. Uma boa escola se beneficia dos dons e recursos de seus alunos e de suas famílias para reforçar o sistema de ensino. Uma boa escola não esgota professores e administradores. Uma boa escola é aberta para aprender, ensinar, visitar e experimentar. Uma boa escola procura cultivar grandes mestres. Equipe do site Escola Educação.
CIRI- CIRI SISWA BERKESULITAN BELAJAR Siswa sering mengalami gejala atau ciri-ciri yang dapat ditemukan saat mereka mengalami hambatan dalam proses belajarnya. Gejala yang muncul tidak jarang menimbulkan keadaan yang berbeda ditimbang biasanya sehingga terkadang orang lain menganggapnya bahwa sedang malas dalam belajar.
Bapak/Ibu guru, apakah ada siswa di kelas yang kesulitan memahami pelajaran ketika diminta membaca buku atau memahami sebuah gambar, tapi sangat cepat memahami pelajaran jika dijelaskan secara langsung? Jika ada, besar kemungkinan siswa tersebut memiliki gaya belajar auditori. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih banyak mengandalkan indera pendengarannya untuk menangkap informasi. Sebaliknya, mereka akan kesulitan mengingat atau memahami informasi jika hanya melihat atau membacanya saja. Lantas, bagaimana cara mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar auditori? Apa kelebihan dan kekurangan gaya belajar ini? Adakah strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan gaya belajar auditori? Berikut penjelasan selengkapnya. Pengertian Gaya Belajar Auditori Gaya belajar adalah cara yang disukai dan memudahkan seseorang dalam menyerap, memproses, memahami, dan menyimpan informasi. Gaya belajar antara satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda-beda. Maka dari itu, sebagai guru, penting sekali untuk mengetahui dan memahami gaya belajar yang dimiliki oleh setiap siswa. Pasalnya, gaya belajar ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu, dengan mengetahui gaya belajar siswa, guru akan lebih mudah dalam membuat strategi belajar. Gaya belajar ini sendiri terdiri dari beberapa macam. Salah satunya adalah gaya belajar auditori. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih banyak mengandalkan indera pendengarannya untuk menangkap informasi. Siswa dengan gaya belajar ini akan lebih mudah mempelajari suatu materi dengan mendengarkan suara guru ketika menjelaskan materi tersebut. Biasanya, siswa dengan gaya belajar auditori ini sangat mudah menyerap atau merekam apa yang mereka dengar, termasuk cerita dan sangat mampu menjelaskannya kembali dengan bahasanya sendiri. Itulah mengapa, mereka cenderung lebih menyukai metode pembelajaran, seperti diskusi, ceramah, dan metode lainnya yang lebih banyak mengandalkan indera pendengaran. Sebaliknya, siswa dengan gaya belajar auditori akan lebih sulit memahami materi pelajaran jika hanya diminta membaca buku saja. Ciri-ciri Gaya Belajar Auditori Ada berbagai cara yang bisa Bapak/Ibu guru lakukan untuk mengetahui siswa yang memiliki gaya belajar auditori. Salah satunya adalah pengamatan secara mendetail. Biasanya, siswa dengan gaya belajar auditori menunjukkan ciri-ciri berikut ini. 1. Lebih mudah belajar dengan mendengarkan Siswa yang memiliki gaya atau tipe belajar auditori cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan penjelasan deskriptif, baik dalam bentuk kalimat ataupun angka. Mereka dapat menyerap makna melalui komunikasi tanpa harus melihat atau menuangkannya dalam bentuk gambar seperti siswa dengan gaya belajar visual. Siswa dengan gaya belajar ini lebih senang mendengarkan daripada membaca buku. Mereka belajar dengan cara mendengarkan orang lain menjelaskan materi, membaca materi dengan suara keras, atau merekam dan memutar kembali penjelasan guru. 2. Peka terhadap suara Berhubung siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak mengandalkan indera pendengaran, maka tak heran jika mereka lebih peka terhadap suara. Mereka akan sangat mudah terganggu dengan suara-suara berisik di lingkungan sekitar, seperti suara kendaraan, mesin, dan suara lain yang dapat mengganggu konsentrasi mereka. Oleh karena itu, siswa yang memiliki gaya belajar auditori memerlukan lingkungan dengan kondisi suara yang kondusif agar dapat mendengarkan sumber suara yang diperlukan, misalnya suara guru yang sedang menjelaskan. 3. Aktif berbicara Meskipun senang mendengarkan suara, siswa yang memiliki gaya belajar auditori tidak menyukai suara-suara yang berisik dan tidak diperlukan. Di lain sisi, mereka juga tidak menyukai lingkungan yang terlalu sunyi sehingga selalu berusaha untuk mengisi kesunyian tersebut dengan bersiul, bersenandung, menyanyi, berbicara, mendengarkan musik, dan sebagainya. Mereka juga cenderung lebih aktif berbicara, senang berdiskusi, dan pandai bercerita. Jika harus belajar untuk ujian, mereka perlu mendengarkan kembali penjelasan guru, membaca buku dengan suara keras, atau berdiskusi. 4. Senang membaca dengan suara keras Selain mendengarkan ulang penjelasan guru, biasanya siswa dengan gaya belajar auditori akan membaca sekilas materi yang akan dipelajari terlebih dahulu. Setelah itu, mereka akan mengubah teks tersebut ke dalam bentuk audio dengan cara direkam atau dibaca keras-keras. Mereka juga akan membayangkan teks tersebut seperti sebuah dialog dalam cerita disertai dengan efek suara dan musik sehingga membuat materi pelajaran terasa lebih hidup. Dengan cara seperti itulah, siswa yang memiliki gaya belajar auditori lebih mudah memahami pelajaran daripada hanya dibaca dalam hati. 5. Menyukai musik Siswa dengan gaya atau tipe belajar auditori juga senang mendengarkan musik, suara, atau sesuatu yang bernada dan berirama karena sangat membantu mereka dalam memproses sebuah informasi. Sebaliknya, suara yang berisik, seperti suara kendaraan, mesin, ketukan palu, dan lainnya justru dapat mengganggu mereka. Kelebihan dan Kekurangan Gaya Belajar Auditori Setiap gaya belajar tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tak terkecuali gaya belajar auditori. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan gaya belajar ini. Kelebihan gaya belajar auditori Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik Pandai bercerita Dapat dengan mudah meniru perkataan orang lain dalam waktu singkat Lebih cepat menghafal Merasa percaya diri dan tidak malu ketika harus berbicara di depan orang banyak Mudah mengingat informasi yang mereka dengar Mudah mempelajari bahasa asing Memiliki kemampuan multitasking yang baik Kekurangan gaya belajar auditori Sulit mengingat informasi jika hanya dibaca saja tanpa adanya suara Sering dianggap berisik dan mengganggu siswa lain karena mereka membutuhkan suara saat belajar Mudah terganggu dengan suara-suara berisik Kesulitan dengan tugas-tugas yang tertulis atau visual Kesulitan mengerjakan tugas secara individu Strategi Mengajar untuk Siswa dengan Gaya Belajar Auditori Berikut adalah beberapa strategi mengajar yang dapat guru terapkan pada siswa dengan gaya belajar auditori agar hasil belajar bisa lebih optimal. 1. Bantu siswa mengenal gaya belajarnya Tidak semua siswa mengenal gaya belajar yang mereka miliki dengan baik. Disinilah peran guru diperlukan untuk membantu mereka mengenal gaya belajarnya. Ketika siswa mampu mengenal gaya belajar dengan baik, mereka dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, hal ini juga akan memudahkan mereka dalam menerapkan strategi belajar, baik di dalam maupun luar kelas. 2. Gunakan musik atau lagu Selain mendengarkan penjelasan guru secara langsung, siswa dengan gaya belajar auditori juga lebih mudah memahami pelajaran sambil mendengarkan musik atau lagu. Dalam hal ini, guru dapat mengubah materi pelajaran yang berbentuk teks biasa menjadi lirik lagu sehingga akan lebih mudah dipahami oleh siswa yang memiliki gaya belajar auditori. Guru dapat menggunakan lagu untuk mengajar mata pelajaran apa pun, mulai dari matematika hingga sejarah. Cara lainnya adalah dengan memutar musik yang lembut dan cocok untuk digunakan sambil belajar. Ada berbagai musik khusus untuk belajar yang dapat guru unduh dari internet. 3. Gunakan metode belajar tanya jawab Selain metode ceramah dan diskusi, guru juga bisa menggunakan metode belajar tanya jawab untuk memudahkan siswa yang memiliki gaya belajar auditori memahami pelajaran. Ketika siswa dapat mengajukan pertanyaan dan mendengarkan jawabannya, mereka lebih cenderung mengingat informasi tentang topik tertentu. 4. Dorong siswa untuk membaca materi pelajaran dengan keras Strategi mengajar lainnya untuk siswa dengan gaya belajar auditori adalah dengan mendorong siswa untuk membaca materi pelajaran dengan suara keras. Dengan begitu, mereka dapat mendengarkan suara dan lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu, guru juga bisa meminta mereka untuk menjelaskan jawaban atau pendapat mereka selama diskusi kelas. Bisa juga dengan meminta mereka menjawab pertanyaan secara lisan alih-alih menuliskannya di selembar kertas. 5. Sediakan media pembelajaran yang bervariasi Menyediakan gambar atau grafik yang menarik untuk cocok untuk siswa dengan gaya belajar visual. Akan tetapi, bagi siswa dengan gaya belajar auditori media belajar seperti ini kurang tepat karena membuat mereka kesulitan dalam mengingat materi. Sebagai gantinya, guru dapat menyediakan media pembelajaran yang lebih bervariasi dan cocok untuk diterapkan pada siswa dengan gaya belajar yang lebih mengandalkan pendengaran ini. Misalnya, menyajikan materi dalam bentuk rekaman suara atau pola bercerita dengan bunyi, irama, dan nada. Demikian pembahasan mengenai gaya belajar auditori. Semoga dapat membantu Bapak/Ibu guru dalam mengenal dan memaksimalkan hasil belajar siswa dengan gaya belajar auditori.
. 436 306 137 277 467 494 374 86
ciri ciri siswa yang baik